
Kejutan Setelah Bertahun-tahun Cicilan
Andara Early mencicil KPR selama delapan tahun dan baru menyadari sebagian besar uang cicilan itu hanya membayar bunga saja, bukan mengurangi pokok utang.
Perasaan Kaget Begitu Bank Ungkap Sisa Utang
Ia menanyakannya kepada pihak bank dan mendapati bahwa sisa utang hampir sama dengan jumlah saat pengajuan KPR. Hal ini memicu perasaan frustrasi karena delapan tahun mencicil nyaris tak mengubah pokok hutang.
Sikap Tegas Andara Mengambil Langkah
Andara Early memutuskan menggunakan seluruh tabungannya—yang ia susun untuk masa depan—untuk melunasi rumah. Ia sampai menangis melihat saldo, tapi memilih memastikan rumah itu menjadi miliknya secara penuh.
Realitas yang Seret untuk Banyak Nasabah
Situasi ini ternyata tidak unik bagi Andara. Banyak nasabah KPR menghadapi kondisi serupa: delapan sampai sembilan tahun mencicil, tetapi masih menyisakan utang besar karena struktur bunga yang tinggi di periode awal.
Simulasi Menguak Ketimpangan Cicilan
Simulasi KPR dari Kompas.com menunjukkan bahwa pada bulan-bulan pertama, porsi bunga menempati sebagian besar cicilan—hingga Rp 11 juta dari Rp 14 juta—sementara pokok utang tetap besar.
Selama 96 Bulan, Pokok Utang Baru Turun Sedikit
Simulasi mencatat bahwa setelah 96 bulan mencicil, Andara masih menyisakan utang pokok sekitar Rp 1,5 miliar dari total pinjaman sekitar Rp 1,9 miliar. Ia baru mengurangi utang pokok sekitar Rp 400 juta.
Alokasi Dana Cicilan Dominan ke Bunga
Dalam periode delapan tahun, Andara sudah mengeluarkan dana sekitar Rp 1,67 miliar untuk cicilan. Sebagian besar dana itu, yakni sekitar Rp 1,27 miliar, mengalir ke bunga.
Wajah KPR yang Perlu Dipahami Konsumen
Kisah Andara Early membuka mata banyak orang bahwa mencicil rumah tidak selalu berarti cepat memiliki aset. Ia menekankan pentingnya memahami rasio bunga-pokok selama masa awal cicilan dan mempertimbangkan skema pelunasan yang lebih efisien.