10 Sisi Kelam Kehidupan di Korea Selatan

Ungkapan “hidup tak selalu semulus drama Korea” kini semakin populer. Drama Korea sering menampilkan kehidupan yang glamor dan penuh romansa, membuat banyak penggemar memimpikan hal serupa. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Korea Selatan memiliki sisi lain yang jarang terekspos di layar kaca. Berikut Sahabat Kael Leather Goods beberapa fakta menarik yang mengungkap realita sebenarnya.

10 Sisi Kelam Kehidupan di Korea Selatan - Kael Leather Goods

1. Budaya Kompetitif dan Tekanan Sosial yang Tinggi

Di Korea Selatan, ada budaya merasa bersalah jika beristirahat. Menurut YouTuber Priscilla Lee, yang berasal dari keluarga Korea, tekanan ini sangat terasa sejak sekolah hingga dunia kerja. Masyarakat terbiasa hidup dalam persaingan ketat dan selalu merasa harus produktif setiap saat.

2. Obsesi terhadap Universitas Bergengsi

Pendidikan menjadi prioritas utama di Korea. Orang tua sering memaksa anak mereka untuk belajar tanpa henti demi masuk ke universitas ternama. Fenomena ini tergambar dalam drama “Sky Castle”, yang mengungkap tekanan luar biasa yang dialami siswa demi masuk perguruan tinggi elite.

3. Tingkat Bunuh Diri yang Tinggi

Korea Selatan memiliki angka bunuh diri tertinggi di antara negara OECD. Tekanan akademik, pekerjaan, dan sosial menjadi faktor utama. Banyak siswa yang memilih mengakhiri hidupnya karena tidak lulus ujian masuk universitas. Bahkan, beberapa selebriti Korea juga mengalami depresi hingga bunuh diri akibat tekanan mental yang besar.

4. Penurunan Angka Pernikahan dan Kelahiran

Semakin banyak orang Korea yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak karena biaya hidup yang tinggi dan persaingan kerja yang ketat. Akibatnya, tingkat kelahiran di Korea terus menurun drastis, bahkan mencapai rekor terendah sepanjang sejarah pada tahun 2022.

5. Kasus Bullying dan Pelecehan Seksual

Kasus perundungan (bullying) dan pelecehan seksual masih sering terjadi, baik di sekolah maupun di industri hiburan. Beberapa artis Korea bahkan terlibat dalam skandal bullying, yang membuat mereka harus menghadapi konsekuensi sosial yang besar.

6. Jam Kerja Berlebihan

Industri hiburan Korea dikenal memiliki jam kerja yang tidak manusiawi. Aktor dan staf produksi sering harus bekerja lembur untuk menyelesaikan proyek dalam waktu singkat. Bahkan, beberapa asisten sutradara dilaporkan bunuh diri akibat tekanan kerja yang ekstrem.

7. Ketidakadilan dalam Pembayaran Gaji

Bayaran aktor dan aktris di Korea Selatan tidak selalu adil. Beberapa aktor mendapatkan bayaran tetap per episode, tanpa mempertimbangkan jumlah adegan yang mereka jalani. Perbedaan gaji ini sangat mencolok antara artis senior dan pendatang baru.

8. Sulitnya Menjadi Trainee Idol

Menjadi idol K-Pop tidak semudah yang dibayangkan. Proses pelatihan yang panjang, aturan ketat, dan tekanan dari agensi membuat banyak trainee harus menghadapi kondisi mental dan fisik yang berat sebelum debut.

9. Sasaeng, Penggemar yang Terlalu Fanatik

Sasaeng adalah istilah untuk penggemar obsesif yang sering mengganggu kehidupan pribadi artis. Mereka rela menguntit idola mereka, mencari informasi pribadi, hingga melakukan tindakan ekstrem untuk mendekati selebriti favorit mereka.

10. Cancel Culture yang Keras

Di Korea Selatan, seorang artis harus menjaga citra sempurna. Kesalahan sekecil apa pun dapat berujung pada pembatalan kontrak dan boikot dari publik. Banyak selebriti yang kehilangan karier mereka akibat skandal atau kontroversi kecil yang dibesar-besarkan oleh media dan netizen.

Kesimpulan

Meskipun Korea Selatan terkenal dengan industri hiburannya yang gemerlap, kehidupan nyata di sana tidak selalu seindah yang terlihat di drama. Tekanan sosial, budaya kerja yang keras, serta ekspektasi tinggi dari masyarakat membuat kehidupan di Korea penuh tantangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa di balik layar, ada realita yang jauh lebih kompleks dan tidak selalu sesuai dengan gambaran dalam drama Korea.

Baca Juga : Tas Kulit Terbaik untuk Mahasiswa di Tahun 2025